Ukuran lapangan bola bakar
Bentuk lapangan permainan bola bakar berbentuk segi enam beraturan dengan sebuah tiang hinggap pada tiap-tiap sudut. Permainan bola bakar berasal dari negeri Belanda yang bernama slagball yang artinya bola pukul.
Permainan ini dipimpin oleh seorang wasit dibantu oleh tiga orang pembantu wasit dan seorang pencatat nilai. Giliran memukul dimulai dari regu pemukul, nomor 1: memukul, nomor 2: melambungkan bola, dan nomor 3: penjaga belakang.
Pelambung dan penjaga belakang adalah dari pihak regu pemukul sendiri. Setiap pemain berhak memukul bola sebanyak tiga kali, tetapi jika pukulan pertama atau kedua sudah betul harus segera lari, apabila sampai pukulan ketiga salah atau tidak kena (luncas) maka pemukul dinyatakan mati satu.
Ukuran lapangan bola bakar
Keterangan gambar lapangan bola bakar diatas:
- AB = AC = BD = CE = CB = 6 meter
- ED = DF = FH = HI = IG = GE = 12 meter
- CB = Garis pemukul
- ED = Garis batas pukulan
- GK = FJ = Garis salah
- 1 = Giliran pertama memukul bola
- 2 = Pelambung bola
- 3 = Penjaga belakang
Lapangan dan fasilitas permainan bola bakar adalah sebagai berikut:
- Lapangan berbentuk segi enam beraturan, dengan panjang sisi berukuran 12 m.
- Tiang hinggap 1,5 meter dengan bendera ditempatkan pada tiap sudut berjumlah 6 buah.
- Alat pembakar berbentuk kotak dengan ukuran sisi 20 cm, tinggi antara 10 – 20 cm.
- Bola kasti atau bola tenis dan pemukul dari kayu dengan ukuran panjang 50 cm.
Permainan bola bakar atau slagball adalah permainan bola kecil (bola kasti atau bola tenis yang dimainkan oleh dua regu (regu pemukul dan regu penjaga). Setiap regu terdiri atas 12 orang. Cara memainkan bola adalah dipukul dengan menggunakan alat pukul, kemudian berusaha berlari melewati tiang hinggap I, II, III, IV, V, dan VI serta memasuki ruang bebas dengan selamat untuk mendapatkan nilai.
Teknik Permainan Bola Bakar
Teknik permainan bola bakar, antara lain memukul, melambungkan bola, lari, melempar, menangkap, dan membakar. Keterampilan teknik dalam permainan bola bakar dibagi sebagai berikut.
Regu pemukul
- Memukul: memukul bola dengan alat pukul dari lambungan seorang pelambung.
- Melambungkan bola: melambungkan bola ke arah pemukul sesuai dengan permintaan si pemukul.
- Lari: setelah memukul bola, segera lari ke arah tiang hinggap 1, lalu ke tiang hinggap 2, 3, 4, 5, dan terakhir ke tiang hinggap 6. Setelah menyentuh tiang hinggap 6, langsung masuk ke ruang bebas
Regu lapangan
- Melempar: melempar bola ke arah temannya.
- Menangkap: menangkap bola dari lemparan (operan) teman.
- Membakar: memasukkan bola ke kotak (alat pembakar) untuk mematikan pelari.
Teknik memukul bola
Memegang kayu pemukul
- Kayu pemukul dipegang pada bagian ujung dengan sikap tangan seperti saat berjabat tangan, posisi ketiga jari, yaitu jari tengah, jari manis, dan jari kelingking saling merapat, sedangkan telunjuk agak jauh dan ibu jari berada di atas kayu pemukul secara wajar.
Posisi kaki saat memukul
- Posisi kaki sangat menentukan terhadap arah pukulan bola. Hal yang perlu diperhatikan adalah pemukul harus tenang dan melihat posisi penjaga lapangan untuk mengetahui tempat yang sudah terjaga sehingga pukulan dapat diarahkan ke tempat yang kosong.
Berdasarkan posisi kaki, arah pukulan bola dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- ke depan (antara tiang hinggap 3 dan 4);
- ke samping kiri (antara tiang hinggap 5 dan 6);
- ke samping kanan (antara tiang hinggap 2 dan 3).
Berdasarkan tinggi rendahnya lambungan bola, teknik pukulan bola dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- pukulan melambung jauh;
- pukulan mendatar;
- pukulan merendah.
Teknik melambungkan bola
Melambungkan bola maksudnya memberikan lambungan bola ke arah yang diminta oleh pemukul. Hal ini dilakukan oleh pemain dari pihak regu pemukul yang mendapat tugas sebagai pelambung secara bergiliran. Pelambung adalah teman sendiri dari regu pemukul.
Cara memegang bola
Telapak tangan membuat cekungan dengan jari-jari saling merapat dan letakkan bola di telapak tangan.
Sikap permulaan.
Pelambung berdiri di tempatnya dengan kaki kiri di depan dan badan menghadap ke arah pemukul.
Pandangan ke arah yang diminta pemukul.
Teknik melambungkan bola.
Dengan lemas tangan diayunkan ke depan sambil melepaskan bola ke arah yang diminta oleh pemukul diikuti dengan memindahkan titik berat badan ke depan (kiri) setelah bola lepas, diimbangi dengan melangkahkan kaki kanan ke depan. Jalannya bola datar saat dilambungkan harus polos (tidak berputar) dan membusur dengan lunak.
Teknik lari
Seorang pemain bola bakar harus menguasai teknik lari, terutama teknik lari jarak pendek (lari cepat). Bagi regu pemukul, teknik ini digunakan saat lari menuju tiang hinggap, sedangkan untuk regu penjaga (regu lapangan) digunakan untuk mengejar bola yang dipukul oleh regu pemukul dan segera melemparkan kepada petugas pembakar.
Kemampuan lari merupakan salah satu teknik dalam permainan bola bakar yang sangat dominan. Kemampuan lari yang baik akan berpengaruh untuk menciptakan poin kemenangan dalam suatu pertandingan.
Karena lapangan bola bakar berbentuk segi enam beraturan dan pada setiap sudut pelari harus hingap maka pelari yang akan melewati lebih dari satu tiang hinggap harus lebih hati-hati agar tidak terlanjur lari, dengan cara:
- mengurangi kecepatan lari di saat menikung, dan
- memperkecil langkah untuk menjaga keseimbangan.
Teknik lari cepat dalam permainan bola bakar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Langkah kecil-kecil dengan mengangkat paha tinggi agar frekuensi langkahnya banyak.
- Badan tidak condong ke depan agar dengan mudah melihat ke arah lapangan lebih luas sehingga mengetahui di mana bola berada. Dengan melihat posisi bola, pelari berusaha hinggap ke tiang sebelum bola dipantulkan ke alat pembakar.
- Siku membentuk sudut lebih dari 90 derajat dengan ayunan lengan ke depan agak masuk ke dalam untuk menjaga keseimbangan badan. Titik berat badan berada dekat dengan tanah.
Cara memegang bola
Teknik memegang bola yang benar dengan tiga atau empat jari (tidak digenggam) karena jika digenggam akan sulit untuk segera dilepaskan. Cara memegang dengan tiga jari dengan meletakkan bola pada pangkal-pangkal ruas jari tangan, yaitu jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari, sedangkan jari manis hanya melekat secara wajar pada bola.
Ketiga jari yang memegang bola tersebut agak merenggang. Cara memegang bola dengan empat jari dengan meletakkan bola di ruas-ruas jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan ibu jari, sedangkan kelingking menempel pada jari manis. Keempat jari yang memegang bola saling merenggang dan di antara bola dan telapak tangan masih ada rongga.
Cara melempar bola
Langkah-langkah untuk melempar bola adalah sebagai berikut.
a. Sikap permulaan sebagai berikut.
Berdiri menghadap ke arah sasaran yang akan dilempar dengan kedua kaki kangkang muka belakang. Bola dipegang kedua tangan di depan dada
b. Cara melempar sebagai berikut:
-Tangan kanan yang memegang bola diulurkan ke belakang, badan condong ke belakang, lulut kaki kanan ditekuk.
-Tangan kanan diayun ke depan dengan kuat, lutut kaki kanan diluruskan. Bersamaan dengan itu, badan dan pinggang diputar ke arah depan.
-Setelah lengan diayun ke depan, bola dilepaskan dengan diikuti lecutan pergelangan tangan, kaki kanan dilangkahkan ke depan sebagai gerak lanjutan.
Teknik menangkap bola
Teknik menangkap bola harus dikuasai oleh regu lapangan, terutama untuk mendapatkan nilai tangkap bola dari pukulan regu pemukul. Menangkap bola dapat dilakukan dari lemparan teman ataupun dari pukulan regu pemukul.
Berdasarkan tinggi rendahnya bola, teknik menangkap bola dibedakan menjadi lima, yaitu:
- menangkap bola melambung tinggi;
- menangkap bola mendatar;
- menangkap bola rendah;
- menangkap bola bergulir di tanah;
- menangkap bola di samping badan.
- Tiap regu terdiri atas 12 orang.
- Regu pemukul: regu yang mendapatkan giliran memukul.
- Regu lapangan: regu yang mendapat giliran menjaga.
- nomor 1 sebagai pemukul,
- nomor 2 sebagai pelambung,
- nomor 3 sebagai penjaga belakang, lainnya di ruang bebas.
- ia harus menyentuh tiang hinggap yang dilalui;
- pada waktu lari harus di luar garis lapangan;
- harus sudah berhenti di tiang hinggap sebelum alat pembakar dijatuhi bola (dibakar);
- setiap pelari harus berusaha tidak membuat mati.
- Regu lapangan secepat mungkin dapat menangkap bola yang dipukul, kemudian mengoperkan bola ke pembakar agar segera membakar.
- Pelari yang belum hinggap, setelah regu lapangan membakar maka pelari tersebut dinyatakan mati.
- Tiap-tiap pemain berhak memukul tiga kali, tetapi jika pukulan yang pertama atau kedua sudah betul maka ia harus lari ke tiang hinggap.
- Pukulan betul, yaitu jika bola jatuh, ditangkap atau mengenai pemain di dalam lapangan, di antara kedua garis salah.
- Pukulan salah, yaitu jika bola jatuh ditangkap atau mengenai pemain di luar kedua garis salah.
- Pelari yang sudah mati tidak mendapatkan nilai, tetapi masih harus menyelesaikan perjalanannya sebab masih dapat membuat mati lagi.
- Pada tiang hinggap boleh berdiri lebih dari satu orang dan boleh mendahului pelari di depannya.
- Tangkap bola dihitung nilai 1 (satu) untuk regu lapangan.
- Seorang pelari dapat nilai 1 (satu), jika dengan pukulan yang betul dan selama menyelesaikan perjalanannya sampai ke tiang hinggap VI tidak mati.
- Atas pukulannya sendiri dengan betul tanpa diselingi pemukul lain, kemudian ia lari dengan selamat hingga ke tiap VI maka ia mendapat nilai 2 dan hal ini disebut RUN.
- Pelari dinyatakan mati jika,
- tempat hinggap sudah dibakar, ia belum hinggap;
- dengan sengaja menyentuh bola;
- setelah tiga kali memukul tidak kena atau salah;
- kayu pemukul terlepas pada waktu memukul;
- lari di dalam lapangan.
- setelah terjadi 10 kali mati;
- apabila yang berada di ruang bebas tinggal seorang pemukul sehingga tidak ada yang melambungkan bola;
- setelah terjadi 5 kali tangkap bola.
Sumber referensi: Buku penjasorker
makasih sdah brbagi
BalasHapussama"👍
BalasHapus